Nikmatnya Makan Lempah Kuning Bangka Saat Hujan Turun


Bangka Belitung (Babel) adalah provinsi muda. Provinsi ini seumuran dengan Banten dan Gorontalo. Provinsi yang merupakan pemekaran dari Sumatera Selatan ini sangat khas dengan budaya Melayu. Tak hanya adat-istiadatnya saja yang menarik untuk dipelajari, kulinernya pun juga sangat lezat untuk dinikmati.

Berbicara mengenai kuliner Babel, di Kota Pangkalpinang adalah pusatnya. Pangkalpinang terletak di pulau Bangka. Kota yang merupakan ibukota dari Babel ini punya banyak ragam kuliner khas kota dengan julukan ‘Sepintu Sedulang’ ini. Kota ini mempunyai perkembangan ekonominya sangat pesat. Banyak investor yang menanamkan modalnya di sini. Ini yang membuat kuliner Bangka menjadi daya tarik pendatang.

Jika Anda ke Pangkalpinang, tak lengkap jika belum makan makanan khas berbahan utama ikan laut. Babel adalah provinsi kepulauan, dimana banyak pantai dijumpai. Hasil ikan yang melimpah membuat kuliner di kota ini sebagian besar berbahan dasar ikan laut.

Masakan khas kota Pangkalpinang antara lain lempah kuning dan lempah darat. Kedua masakan ini biasanya selalu ada di menu hampir tiap hari. Orang Pangkalpinang dikatakan belum makan jika belum menyantap lempah kuning dengan sayur lempah darat.

Lempah kuning adalah makanan berbahan dasar ikan laut. Ikan yang bisa dimasak lempah kuning adalah tenggiri, belanak, kembung, kakap merah, cumi, pari, dll. Hampir semua ikan laut bisa dimasak lempah kuning. Tak hanya ikan laut saja yang biasanya dimasak lempah kuning, ayam dan daging sapi pun bisa dimasak lempah kuning.

Masakan lempah kuning berbumbu dasar kunyit, bawang merah dan putih serta rempah-rempah tertentu. Tak lupa biar rasanya sedap ada nanas yang membuat rasa masam. Daun kedondong muda juga ditambahkan pada masakan untuk menambah nikmat. Ikan tidak perlu digoreng, namun langsung dimasak, dicampur dengan bumbu dan ada kuahnya. Kuah yang berwarna kuning inilah yang sangat menggugah selera makan.

Selain lempah kuning, lempah darat juga makanan yang wajib bersanding dengan nasi di meja makan. Lempah darat adalah sayur berkuah dengan bahan dasar batang keladi, daun katup, pepaya muda (kates). Bisa juga ditambah dengan kacang panjang atau sebagai pengganti bahan yang lain. Namun, bahan pepaya muda dan batang keladi biasanya adalah bahan yang wajib harus ada untuk membuat lempah darat.

Bumbunya selain bawang merah dan putih yang ditumbuk, ditambahkan terasi yang langsung dimasak setelah air mendidih. Bagi kebanyakan orang Jawa tidak menyukai sayur ini karena di Jawa terasi biasanya untuk sambal, bukan untuk bumbu sayur, apalagi sayurnya berkuah. Namun Anda belum bisa berkata apa-apa jika belum merasakan. Terasi di Babel sering disebut dengan ‘belacin’.

Lebih lezat lagi jika terasi yang digunakan adalah terasi asal Toboali. Toboali adalah ibukota dari Kabupaten Bangka selatan. Toboali adalah daerah penghasil terasi yang sangat terkenal di Babel. Terkenalnya Toboali sebagai sentra terasi karena kualitas terasinya sangat nikmat baik untuk sambal maupun untuk lempah darat.

Beberapa waktu yang lalu saya liburan ke Babel. Pada saat di Pangkalpinang saya diajak oleh Suhardi untuk makan masakan khas Bangka. Suhardi adalah warga Desa Kemuja, Kecamatan Mendobarat, Kabupaten Bangka yang bekerja di Pangkalpinang.

Warung Makan Yu’ May
Masakan Bangka (warung makan)Saya rekomendasikan jika Anda ke Pangkalpinang untuk mampir makan di warung makan Yu’ May. Yu’ (Yuk singkatan dari Ayuk) adalah panggilan untuk perempuan di Bangka, kalau di Jawa seperti ‘Mbak’. Warung makan ini terletak di jalan Kapten Suraiman Arief No. 27. Jalan ini memang bukan jalan protokol namun pengunjungnya sangat ramai. Jalan ini dekat dengan SMP Negeri 1 Pangkalpinang, meskipun bukan satu jalan dengan sekolah tersebut. Di daerah ini terdapat beberapa jalan pendek yang menghubungkan jalan yang ada di SMP Negeri 1 dengan jalan Masjid Jamik (jalan protokol).

Waktu itu kami datang di warung Yu’ May sekitar pukul 13.30. Begitu sampai di sana langsung hujan lebat. Kami langsung mengambil tempat yang lesehan. Ada dua tempat yang disediakan, dengan kursi dan lesehan. Setelah meletakkan tas dan jaket, kami langsung memesan makanan yang kami inginkan. Saya memesan lempah kuning dan tumis pucuk ubi (daun singkong). O ya, di warung makan ini hanya menyediakan masakan khas Bangka. Jadi pas banget bagi Anda yang ingin menikmati masakan Bangka. Warung makan Bangka di Pangkalpinang tidak sebanyak warung makan masakan Padang.

Saya kangen dengan lempah kuningnya. Saya kira langsung dihidangkan, ternyata saya harus memilih ikan mana yang akan dimasak. Di warung makan ini pelanggan disuruh memilih sendri ikan mana yang ingin dinikmati dari lemari pendingi terus baru dimasak oleh juru masak yang khusus profesional memasak masakan Bangka. Saya memilih ikan kakap bagian badan yang dagingnya banyak. Tak lupa Suhardi juga memilih menu yang sama dengan saya.

Saya ingin memesan lagi masakan ciri klahs Bangka, yaitu lempah darat. Namun, saya harus gigit jari karena masakan yang sudah lama saya kangeni jika ke Bangka ternyata sudah habis. Saya coba untuk menyuruh yang punya warung masak lempah darat dengan bahan yang masih ada. Ternyata juru masaknya bilang jika bahan juga sudah habis. Kata pemilik warung, Yu’ May hari itu memang banyak pelanggan yang datang, bahkan banyak yang dari luar kota, termasuk saya dari Jawa.

Untuk mengobati kekecewaan saya akhirnya memesan tumis pucuk ubi. Tumisan yang di Bangka lain dengan yang di tempat lain, karena ada bahan yang hanya ada di Bangka saja. Bahan yang dimaksud adalah ‘Rosep’. Rosep adalah ikan kecil mentah seperti ikan teri yang difermentasi dengan garam selama sekitar sebulan, bahkan lebih. Rosep ini biasanya digunakan untuk tumisan atau langsung dicocol dengan lalapan atau pucuk ubi.

Mantap sekali tumisan pucuk ubi dengan rosep. Apalagi dimakan dengan ikan kakap laut yang dimasak dengan bumbu lempah kuning. Tambah nikmat lagi dimakan pada saat hujan turun. Ini akan membuat suasana dingin menjadi hangat.

Untuk minuman kami tidak memesan, karena setiap makan di warung gratis air putih satu gelas besar. Tradisi di Bangka untuk minum memang gratis jika ke warung makan. Tak hanya untuk warung masakan Bangka saja, namun juga di warung makan Padang dan juga warung makan Jawa.

Warung Makan Iwan
Masakan Bangka (lempah kuning)Saya liburan di Babel sekitar seminggu. Jadi saya bisa menikmati kuliner Babel lebih banyak lagi. Selain warung makan Yu’ may, di lain hari saya juga ke warung makan yang juga khusus menyediakan masakan khas Bangka yang lain.

Warung makan yang ini adalah Warung Makan Iwan. Letaknya sangat strategis di Kota Pangkalpinang. Warung makan ini di daerah pusat bisnis di Plaza Pangkalpiang atau Ramayana. Namun, warung makan ini bukan terletak di gedung Ramayana. Warung Iwan terletak di depan pintu masuk parkir atas Ramayana.

Jika Anda dari arah Jl. Jenderal Sudirman dari Alun-alun Taman Merdeka (ATM) setelah simpang tiga Metro Cicken belok kiri. Nah di sebelah kiri sebelum pintu masuk parkir atas ada sebuah warung makan. Warung Iwan juga berdampingan dengan toko peralatan rumah tangga dan mebel. Jadi gampang banget mencarinya.

Meskipun warung Iwan sederhana dan tempatnya lebih sempit dari pada warung Yu’ May, namun warung makan ini selalu ramai dikunjungi. Ini karena tempatnya sangat strategis di daerah bisnis.

Di Warung Iwan ini menyediakan masakan lempah kuning saja. Namun, tak hanya lempah kuning saja yang harus dicoba. Sebagai pendamping makan Anda juga harus mencicipi sambal khas Bangka, yaitu sambal bacang yang tidak tersedia di Warung Makan Yu’ May. Sambal bacang adalah sambal yang bahan dasarnya selain cabai juga mangga muda. Mangga yang dipakai untuk sambal tidak sembarangan, yaitu mangga pakel atau kweni yang aromanya sangat harum dan masam. Namun mangga ini sangat cocok dibuat sambal. Mangga diparut serut masih mentah, bukan ditumbuk dengan cabai.

Selain sambal bacang, ada juga lalapan daun kemangi. Tak hanya itu saja, acar dari mentimun juga menambah selera makan kami jadi lahap. Wah, pokoknya sampai kami makan bercucuran keringat karena sambal bacang yang pedas dan masam. Apalagi lempah kuning ikan tenggirinya sangat besar, membuat lidah ini semakin bergoyang.

Semua masakan Bangka tadi saya nikmati dengan free, karena Suhardi yang mentraktir saya. Nanti gantian jika dia ke Jawa saya yang akan traktir dia masakan Jawa. Tapi dia cocok apa tidak ya dengan masakan Jawa yang serba manis?

8 responses

  1. Kelihatannya ikmat sekali lempah kuning bangka belitung ini, apalagi dengan melihat sajiannya. Itu pakai kuah kari ikan ya mas ?

    1. Iya, Pak Indra pernah ke Babel? Kalau ke sana liputan banyak, apalagi saat ini sedang ada “Visit Pangkalpinang 2015”.

  2. dari gambarnya kayaknya itu enak bener ya, dari bahasanya enak sekali

    1. Tidak hanya ‘kayaknya’, emang enak bener. Sudah pernah ke Bangka?

  3. Bumbu Lempah kuningnya mirip dengan masakan khas Padang ya..?

    1. Iya, masakan Bangka juga asin dan pedas seperti masakan Padang.

  4. Wah jadi kepengen kesana buat mencicipi Lempah Kuningnya.

Tinggalkan komentar