Hati-hati Kepada Pelanggan Kartu Halo, Jangan Sampai Terkena Penipuan Asuransi


Saat ini, telepon seluler (ponsel) bukan lagi menjadi barang yang istimewa lagi. Ponsel bukan hanya sekedar sebagai alat komunikasi seperti panggilan dan pesan singkat (SMS). Kini, ponsel memiliki peran yang sangat penting dalam melihat dunia luar (internet). Telepon pintar (smartphone) kini banyak digunakan seiring dengan kebutuhan data yang meningkat pesat.

Ponsel tidak bisa digunakan secara maksimal jika tanpa kartu seluler. Di Indonesia saat ini hanya ada satu jenis jaringan, yaitu Global System for Mobile Communication (GSM). Sementara untuk jenis kartu ada dua, yaitu prabayar dan pascabayar. Pelanggan kartu prabayar lebih besar dari pada pascabayar.

Pelanggan pascabayar kini juga meningkat. Kebanyakan pelanggan pascabayar adalah mereka yang telah mapan dalam hal finansial. Ada juga pelanggan pascabayar dari kantor tempat pelanggan bekerja. Ini biasanya pelanggan pascabayar korporasi.

Di Indonesia terdapat 6 operator seluler. Sebut saja Telkomsel, Indosat Ooredoo, XL Aksiata, Three, dan Axis. Telkomsel adalah operator seluler yang pelanggannya paling banyak, termasuk pelanggan pascabayar (Kartu Halo).

Berbicara tentang Telkomsel, perkembangan pelanggannya cukup pesat. Hal ini dikarenakan jaringan Telkomsel yang luas. Pelanggan Kartu Halo kini juga meningkat. Hal ini dikarenakan salah satunya adalah banyak penawaran paket. Jika dulu jika orang akan membuat Kartu Halo berpikir dua kali karena tagihan bulanannya, maka kini Anda tak perlu cemas. Ada paket telepon, SMS, data, dan gabungan. Pelanggan bisa memilih sesuai dengan kebutuhan.

Pelanggan prabayar Telkomsel seperti Simpati, Kartu As, dan Loop kini bisa migrasi ke Kartu Halo. Nomor awalan (prefix) untuk Kartu Halo yang migrasi ini bisa 0812, 0813, 0821, 0822, 0823, 0851, 0852, atau 0853. Sementara untuk nomor awalan 0811 (sampai saat ini jumlahnya 11 digit) dari awal adalah Kartu Halo, artinya bukan migrasi dari prabayar. Meskipun ada juga nomor awalan 0812 (11 digit) yang dari awal ada yang Kartu Halo.

Yang akan dibicarakan di sini adalah Kartu Halo dengan nomor awalan 0811 baik yang jumlah nomornya 10 atau 11 digit. Ini pengalaman saya pengguna Kartu Halo dengan nomor awalan 0811. Pertama hampir setiap hari saya dapat SMS yang menurut saya itu spam. SMS berisi tentang promosi atau penawaran barang, penawaran mengikuti seminar bisnis, atau SMS berisi tentang judi dengan mencantumkan tautan yang ada di luar negeri. Pengirim SMS adalah nomor prabayar dari Telkomsel.

Ada juga yang mengirim SMS yang berisi seolah-olah saya sudah menjadi nasabah sebuah perusahaan asuransi. SMS seperti in saya terima dua kali, nomor pengirim tidak ada, tertulis nama (brand) sebuah perusahaan asuransi yang merupakan anak usaha dari sebuah bank “plat merah” di negari ini.

SMS pertama tertanggal 1 Januari 2010, berisi tentang jika saya telah menjadi nasabah dari perusahaan asuransi tersebut. Pada SMS tertera tautan (link) polis asuransi. Saya disuruh untuk mempelajari dalam waktu 14 hari. Kemudian pada SMS tersebut juga dikatakan bahwa buku asuransi akan dikirim ke alamat. Terakhir pada SMS dicantumkan nomor telepon Customer Service (CS) yang bisa dihubungi (nomor PSTN) dengan kode area 021 (Jakarta).

Perlu saya terangkan di sini, bahwa saya tidak pernah mengajukan asuransi seperti yang ada pada SMS tersebut. Saya sudah memiliki asuransi yang lain, yang jelas bukan seperti yang ada pada SMStersebut. Namun, kenapa saya bisa mendapatkan SMS tersebut?

Kemudian pada 7 Januari 2020 saya menerima SMS dari perusahaan asuransi (tanpa nomor) seperti sebelumnya. SMS kali ini lebih sedikit dari SMS pertama, saya disuruh segera mengunduh nomor polis elektronik yang telah dikirim ke nomor ponsel saya. Pada SMS dicantumkan nomor ponsel saya. Pada bagian akhir juga dicantumkan nomor CS dengan kode area 021 (Jakarta).

Saya jadi bingung dan saya menghubungi nomor kontak Kartu Halo (CS). Saya ceritakan ke petugas CS apa yang telah saya alami, saya bacakan 2 kali SMS tersebut. Petugas CS Kartu Halo mengatakan bahwa pihak Telkomsel tidak pernah memberikan data nasabahnya ke pihak manapun. Saya disarankan untuk menelepon nomor CS yang tertera pada SMS atau ke kantor cabang asuransi tersebut.

Saya malas menghubungi nomor CS seperti yang tertera pada SMS. Kenapa saya yang harus repot? Saya kan tidak bersalah. Jika saya menghubungi, maka saya akan mengeluarkan uang untuk biaya percakapan, belum lagi jika nomor CS tersebut ada mesin penjawab yang harus tekan ini tekan itu untuk bisa berbicara dengan CS. Jika hal ini saya lakukan, maka saya akan membayar banyak untuk menelepon, makanya caya hiraukan.

Kemudian pada tanggal 10 Januari 2020 sore hari sekitar pukul 15.00 WIB nomor Kartu Halo saya berdering beberapa kali. Nomor yang menghubungi saya seperti yang tertera pada SMS. Pertama saya abaikan, namun karena mengganggu akhirnya yang mengangkat istri saya. Petugas CS asuransi menanyakan apakah benar ini nomor dari seseorang (menyebut nama perempuan). Karena yang mengangkat istri saya, dikira perempuan tersebut adalah nasabah yang dimaksud. Kemudian istri saya menutup telepon.

Satu menit kemudia nomor tadi menghubungi nomor Kartu Halo saya lagi. Kali ini ponsel diserahkan istri saya dan saya angkat. Petugas CS asuransi menanyakan hal yang sama seperti yang telah dikatakan kepada istri saya pada panggilan pertama. Setelah saya jawab saya tidak pernah mengajukan sebagai nasabah asuransi seperti pada SMS, akhirnya petugas CS menutup teleponnya.

Dari sini saya analisi bahwa ada orang yang menyalahgunakan nomor Kartu Halo saya. Orang tersebut mendaftar ke perusahaan asuransi sebagai calon nasabah. Orang tersebut menginginkan jika dia akan menjadi nasabah asuransi, namun tidak mau membayar. Kemudian disuruh orang lain yang membayar. Jika saya sibuk dan tidak konsentrasi dalam menjawab telepon, maka bisa saja saya terjebak dan tiap bulan rekening saya autodebet untuk bayar asuransi yang tidak saya inginkan. Biasanya pertanyaan hanya butuh jawaban ya atau tidak. Menggunakan nomor ponsel saya, namun bukan alamat rumah saya.

Jadi, bagi Anda pelanggan Kartu Halo harap berhati-hati. Abaikan jika Anda tidak pernah merasa mengajukan sebagai nasabah sebuah perusahaan asuransi. Jangan sampai Anda tidak mendapatkan manfaat dari asuransi namun Anda harus menanggung risiko di kemudian hari.